Indonesianewscover.com
Denpasar – Sunar Sanggita, pelopor sanggar musik dengan pengajar tunanetra di Indonesia, berkolaborasi bersama Sanggar Musik Inklusi Waktra, menggelar acara inspiratif bertajuk Pre Concert Rehearsal di Trans Studio Mall pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Acara ini diikuti oleh lebih dari 80 peserta, termasuk diantaranya sekitar 40 penyandang disabilitas, dan menampilkan beragam pertunjukan dari siswa Sunar Sanggita, Sanggar Waktra, YPK Bali, Bali Dharma School, dan Bali Choir.
Penampilan dalam ajang Pre Concert ini menampilkan beragam bakat, termasuk tarian, menyanyi dan bermain musik solo, paduan suara, ensemble musik rampak jimbe, dan band. Setiap penampilan menunjukkan dedikasi dan semangat inklusif yang menjadi inti dari acara ini.
Wiguna Mahayasa, Founder dan CEO Sunar Sanggita, mengungkapkan kebanggaannya atas keberhasilan acara ini,"Melalui penampilan ini, kami membuktikan bahwa pengajar tunanetra mampu memberikan pendidikan musik yang bermanfaat, tidak hanya bagi perkembangan bakat musik anak. Tetapi juga dalam membangun kepercayaan diri dan empati," ujarnya.
Beliau menambahkan, Kami ingin menunjukkan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk menciptakan karya terbaik.
Dalam kolaborasi berkelanjutan bersama Sanggar Musik Inklusi Waktra, Sunar Sanggita terus memperkuat komitmen untuk pendidikan musik yang inklusif. Raden Wahyu Pancawati, pendiri Sanggar Waktra, menyatakan, "Latihan konser ini bukan hanya untuk anak-anak atau penampil saja, tetapi juga untuk para guru, pelatih, pendamping, penyelenggara acara, dan pemilik venue. Kami semua berlatih untuk melihat apa yang sudah menjadi kekuatan kita dan apa yang menjadi kekurangan kita, sehingga pada penyelenggaraan konser yang sesungguhnya semua pihak yang terlibat sudah siap.
Siswa Sunar Sanggita menampilkan dua segmen utama: kelompok "Nada Berani" yang terdiri dari siswa berusia 8 tahun ke bawah seperti Sayi, Wikan, Ade, Afka, dan Karim, serta penampilan individu yang menonjolkan bakat masing-masing siswa seperti Angga, Gus Kana, Handika, Laxmi, Nirmala, Agung, dan Refha. Marvita Adira, asisten pengajar di Sunar Sanggita, menekankan pentingnya keberagaman dalam pengajaran mereka,"Kami tidak membeda-bedakan siswa kami. Semua memiliki perkembangan masing-masing dengan keunikan mereka. Kami mengajarkan agar mereka dapat saling menghargai, mendukung, dan bersatu dalam keberagaman," Jelasanya.
SMP Bali Dharma School juga menampilkan bakat luar biasa dari putra-putri mereka dalam kegiatan ini. Sekolah ini telah bekerja sama dengan Sunar Sanggita, memberikan kesempatan kepada pengajar tunanetra untuk mengisi ekstrakurikuler di sekolah mereka. Didi Satria, salah satu guru musik tunanetra, menyampaikan harapannya, "Saya berharap SMP Bali Dharma School bisa menjadi contoh bagi sekolah lain di Bali yang membuka kesempatan seluas-luasnya kepada semua, tanpa melihat latar belakang maupun kondisi keterbatasan fisik," Pungkasnya.
Cerita-cerita dari para orang tua siswa menambahkan kedalaman pada acara ini. Sri Demiyanti, ibu dari Sayi, merasa bangga atas penampilan putrinya. "Sayi sangat senang bisa tampil, semoga ini menjadi semangat baru agar Sayi bisa belajar lebih giat lagi," Ungkapnya.
Dikesempatan yang sama Ibu Made Mulya, orang tua Gus Kana, mengungkapkan kekagumannya terhadap kreativitas para pengajar tunanetra,"Meskipun para pengajar tunanetra ruang geraknya terbatas, namun mereka sangat luar biasa dalam kreativitas. Anak saya, Gus Kana, sangat bahagia bisa tampil duet gitar bersama gurunya yakni Kak Rai," Katanya.
Dukungan dari Trans Studio Mall Bali dan berbagai pihak lainnya menjadi kunci sukses acara ini. Dengan suasana yang meriah dan apresiasi dari para orang tua, penampil lainnya, serta pengunjung mall, acara ini menegaskan bahwa setiap orang memiliki potensi yang luar biasa. Dengan kesempatan, semua akan saling berkolaborasi untuk saling mendukung dalam mewujudkan indahnya keberagaman. Waktra dan Sunar Sanggita mengajak masyarakat untuk menantikan penampilan spektakuler yang akan kembali diselenggarakan pada bulan April atau Juni tahun ini.
Berlangsungnya acara tersebut, kami mengajak Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk hadir dalam menata khususnya penyandang disabilitas agar mendapatkan program-program yang layak bagi penyandang disabilitas.
Tentang Sunar Sanggita Musik:
Sunar Sanggita adalah sanggar musik dengan pengajar tunanetra yang mengajar siswa non-disabilitas, bertujuan memberikan akses pendidikan musik yang inklusif dan memberdayakan, serta menginspirasi komunitas untuk melihat kemampuan di balik keterbatasan. Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi [informasi kontak].
(Red)
Posting Komentar untuk "Sunar Sanggita: Merajut Harmoni Inklusif di Panggung Pre Concert Rehearsal"